Selasa, 12 Mei 2015

Bingkai Sebuah Persahabatan

Assalamulaikum, hay baru nongol yahhh.... hehheh

Well maaf ya, kisah ku dalam beberapa hari ini cukup menguras batin ku :-), tapi alhamdulillah Allah denagn takzimnya memberiku sebuah ilmu baru dalam hidup. Barakallah.

Bismillah...
Dengan goresan tajam itu, tak pelik membuat cairan bening ini membasahi sisi wajahku. tangisan dalam diam ini mungkin akan terlihat sebagai seorang pecundang yang takut akan masalah, tapi tidak dengan ku. Tangisan akan kesedihan ini tak perlu kusampaikan pada mereka, perlahan keadaan akan menjawab jika di izinkan. Yang kulakukan hanyalah berbicara, ku kisahkan serentetan cerita kepada Tuhan ku, mengeluh akan kepasrahan ini, membiarkan alunan isakan ini mengiringi kata-kataku. Ya Dia lah Allah, tempat satu-satunya yang ku percaya, tempat satu-satunya aku bisa terbuka, tak ada kisah yang harus ku sembunyikan, tanpa malu pun semua hal yang tak pantas ku ceritakan pada manusia ku sampikan pada-Nya. Menangis sendiri, dalam ucapan ku ada harapan, ada doa buat mereka, meyakinkan diri ini bawa merekalah sahabat  yang di kirim Allah buat ku. mengingat akan kenangan itu terkadang membuat seulam senyum menghapus buliran hangat ini. 
Allah terlalu banyak kenangan yang akan ku tangisi jika ku menjauh dari mereka, kami melewati banyak putaran waktu dengan kisah-kisah kami, Allah dalam sikap diam ini pada mereka, sesungguhnya aku rindu pada sahabat-sahabat ku, memikirkan mereka, melihat mereka dari jauh tertawa ceria. Bahagia melihat mereka Ya Rabb-ku, ingin ku datang, memeluk mereka, mengatakan aku rindu, aku ingin bersama mereka. Allah, jangan biarkan rasa ini menghimpit ku sehingga makin jauh seolah-olah benteng membatasi antara aku dengan mereka. Dekatkan kami lagi Ya Rabb, hati, mata telinga ini masih ingin bahagia, melihat dan mendengar mereka. Usai shalat seuntaui doa terselip pada mereka agar mereka selalu dalam lindungan-Mu, selalu sehat.

Menjauh, sendiri memang sungguh tak nyaman, tak ada kawan, bahakan sering diantara mereka mengatkan padaku, "kok sendiri pi'?". Ku hanya balas dengan senyuman. Dalam hati terselip untaian jika aku tampak sendiri biarlah, ku yakini diri ini ada Allah yang selalu bersama ku setiap hari- hari ku. Kesendirian ini tak akan berlangsung lama, aku yakin Allah sudah mengaturnya.
Sampai pada akhirnya mereka datang, mendorongku ke sudut ruangan, mereka tak perduli dengan wajah tanya ku dan terjawablah,,,,, mereka memelukku, menangis di pundakku, tak kuasa menahan haru, bendungan yang kutahan akhirnya jatuh juga, kami menangis bersama. Aku mengulang kata maaf, maaf, dan maaf. Air mata ini menjadi saksi bagiku dan bagi sahabat-sahabat ku. Ku peluk erat mereka, semua kesedihan ku jatuhkan. Allah betapa leganya hati ini, dekat, memeluk mereka, kerinduanku terbalaskan, alhamdulillah, terima kasih. Engkau bimbing aku pada sebuah arti dari ketulusan, dan ku dapat itu dari orang tuaku, dari sahabat-sahabat ku, dan mungkin dari orang yang belum KAU tunjukkan padaku :-).
Bahagia? sangat bahagia, ku dapat dan tak akan ku lepas lagi. Persahabatan ini terlalu indah jika ku lepas. Terima kasih teman, kalian sahabat terbaik ku, sahabat yang hebat. tetaplah bersama ku teman, aku butuh kalian, selalu dan selalu ingin bersama kalian. Apa yang sedang ku jalani ini adalah tahap memperbaiki diri, berusaha istiqomah pada keimanan, keislamanku, dengan aku begitu bukan berarti aku menjauh dari kalian, aku akan selalu bersama kalian. Tak pernah lupa doa ku pada kalian, jangan pernah tinggalkan shalat teman, jangan terlena dengan urusan duniawi ya, sama-sama saling mengingatkan dan belajar ya kan? Semoga Allah selalu melindungi kita semua Amin
Itulah bingka persahabatan ku, sangat berarti dan berkesan.

Maaf jika ceritaku kurang menarik, terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar